Di Inggris, Sadiq Khan kecil dan keluarganya kerap mendapat perlakuan tak mengenakkan dari pihak lain. Orangtuanya yang seorang imigran Pakistan membuatnya sering mendapat olok-olok bernada rasial.
Tetapi sistem di kota itu pada akhirnya tetap memberi kesempatan keluarga Pakistan itu untuk tumbuh berkembang, tak hanya sekadar untuk bertahan hidup. Ayahnya kemudian menjadi seorang sopir bus, ibunya menjadi seorang penjahit, dan saudara-saudaranya bisa bekerja di Inggris.
Tak hanya itu, kini, sejarah baru saja ditulis oleh Sadiq Khan. Konstitusi di negeri demokrasi itu pada akhirnya telah memberi kesempatan anak kecil itu kini menduduki jabatan Wali Kota London.
Kemarin (7/5/2016) menjadi hari paling indah bagi Sadiq Khan dan para pendukungnya yang memiliki harapan untuk mewujudkan masyarakat multikultur yang saling menjaga. Anak seorang sopir bus ini telah terpilih menjadi Wali Kota London pertama yang seorang Muslim.
Hal yang tadinya dianggap mustahil, kandidat dari Partai Buruh ini akhirnya bisa mengalahkan seorang miliarder dari Partai Konservatif, Zac Goldsmith. Khan memperoleh suara 57 persen atau 1,3 juta orang.
Kisah Khan memenangi pertarungan Wali Kota London ini seperti dongeng di negeri modern. Orangtua Khan adalah seorang imigran dari Pakistan yang mencoba memperbaiki kehidupan di London.
Berkali-kali Khan menekankan dengan bangga bahwa almarhum ayahnya adalah sopir bus merah khas London yang menjadi kebanggaan Inggris. Khan terbiasa tinggal di daerah etnis minoritas yang kulturnya beragam dan merasakan betul suka duka menjadi seorang minoritas di London.
Dalam pidato kemenangannya, seperti dikutip dari AFP, Khan berjanji akan menjadi wali kota untuk semua warga London, tanpa terkecuali.
“Saya tak pernah bermimpi bahwa seseorang seperti saya dapat terpilih menjadi Wali Kota London. Saya ingin berterima kasih kepada setiap warga London yang telah mewujudkan mimpi yang menjadi kenyataan hari ini,” kata Khan.
Dia berjanji akan menepati program-program yang telah dikampanyekan sebelumnya. Khan akan fokus pada penyediaan perumahan dan transportasi yang terjangkau bagi warga London, mengurangi polusi, dan mendorong ketersediaan lapangan pekerjaan yang lebih baik.
“Saya ingin setiap warga London mendapatkan kesempatan, seperti yang telah diberikan oleh kota ini kepada saya dan keluarga saya, kesempatan yang bukan sekadar untuk bertahan hidup, melainkan juga tumbuh berkembang,” kata Khan.
Khan lahir di London pada tahun 1970 dari pasangan imigran yang baru datang dari Pakistan. Khan adalah anak kelima dari total delapan bersaudara.
Dia tumbuh di sebuah apartemen padat di Tooting yang dikenal dihuni warga multietnis dan multikultur di London selatan. Komunitas sekitar Khan tinggal inilah yang nantinya akan menempa Khan menjadi politisi yang bangga dengan keberagaman.
Khan mendapat gelar di bidang hukum dari University of North London. Pada 1994 kemudian ia menjadi pengacara di firma hukum Christian Fisher. Di sinilah kemudian ia berjumpa dengan pengacara Saadiya yang kemudian dia persunting menjadi istrinya.
Sebagai pengacara, Khan ahli di bidang pembelaan hak asasi manusia. Pada 2008, ia ditunjuk oleh Perdana Menteri Inggris waktu itu, Gordon Brown, menjadi seorang menteri. Ia menjadi Muslim pertama di Inggris yang menjadi seorang menteri.
Kini, Khan adalah wali kota pertama yang seorang Muslim di ibu kota negara-negara Eropa. Kehadirannya di London diharapkan oleh semua pihak bisa menghapus islamophobia yang sedang merasuki Eropa, terutama setelah migran dari Timur Tengah menyerbu Eropa belakangan ini.
Hasil mengejutkan ini dicapai sebulan setelah serangan teror Brussels dan lima bulan setelah serangan teror Paris. Khan seolah menjadi titik harapan bagi semua pihak di Eropa dan juga di dunia untuk bisa mewujudkan semangat harmoni, bukan perang ketakutan, dan juga ghirah persatuan, bukan perselisihan.
Dari kemenangan Khan ini, setidaknya kita bisa belajar bahwa masih ada harapan bagi mereka yang ingin menebar semangat untuk bersatu, dan bukan menebar ketakutan berlebihan akan munculnya ekstremis Islam.
Oleh rivalnya, Zac Goldsmith, Khan memang selalu dituding mendukung ekstremis Islam. Zac Goldsmith adalah seorang aktivis lingkungan dan anggota parlemen dari Partai Konservatif.
Dia adalah putra taipan keuangan James Goldsmith. Goldsmith berulang kali melancarkan kampanye tak sehat dengan selalu. Pada akhirnya, dengan kemenangan Khan ini, warga London tak bisa ditakut-takuti dengan isu islamophobia di daratan Eropa. (sumber:kompas)
??ْ?َ?ْ?ُ ?ِ?َّ?ِ ?َ?ِّ
??ْ?َٰ?َ?ِ??
0 komentar
Posting Komentar