Total Tayangan Halaman

Minggu, 12 Juni 2016

Shalat Di Masjid Yang Tidak Pernah Bayar Listrik

?ِ?ْ?????????????????ِ ??ِ???َّ?ْ?َ?ِ ???َّ?ِ??


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT3xZgKG6FLUsNmbMElLQXRrnuaFGNs7Eyzkx8212Cov4KL_OqAZBdaef3n2S6Yz4E-mAjfo3M8NG4Ddyg29OBXFjSS5hf_GPshyrElqyRH9Fvs_yZ6kBDvoTIw4VhlPL8Ckpi8jjCjNsR/s1600/tasyahud-jauzaa.jpg

Pertanyaan

Ustadz, masjid di tempat ana sudah lama, (kira-kira 2 tahun) pakai listrik PLN. Tapi pihak DKM sampai saat ini belum mendaftarkan masjid tersebut ke PLN, sehingga tidak terkena tagihan listrik hingga sekarang. Bagaimana hukum ana shalat di masjid tersebut. Mohon nasihat dari ustadz. Jazâkumullâhu khairan

Jawaban

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcldSikPnqH9g16wPQJpSfjVEMvpC5ljLsNpqa7keWWO7hZQqxKhaXkZJbP3-OAScWeUXDNM43rB9BJAamx52ttIQ_uruy3Ql6OxqQhxKrzOhxcc6lddff5iLVdRUrUFBIArbwb-iQbUam/s1600/sujud-dalam-sholat.jpg

Shalat di masjid tersebut hukumnya sah. Namun sebaiknya pengurus masjid tersebut dinasehati untuk mendaftarkannya ke PLN, agar tidak menzhalimi PLN, karena menggunakan jasanya namun tidak membayar biayanya. Karena kezhaliman yang dilakukan di dunia, jika belum diselesaikan, pasti akan diadili pada hari kiamat.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ ِلأَخِيْهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُوْنَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa berbuat zhalim kepada saudaranya, yang berkaitan dengan kehormatan atau sesuatu apapun, hendaklah dia mencari halalnya darinya pada hari ini, sebelum (datang hari kiamat) yang tidak ada dinar dan dirham. Jika dia memiliki amal shalih diambil darinya seukuran kezhalimannya. Jika dia tidak memiliki keabaikan-kebaikan, diambil kesalahan-kesalahan orang yang dizhalimi lalu ditimpakan padanya.” [HR. al-Bukhâri, no: 2449, 6534; Ahmad 2/435, 506; Ibnu Hibbân no: 7361].

Wallâhu a’lam.


Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !
??ْ?َ?ْ?ُ ?ِ?َّ?ِ ?َ?ِّ ??ْ?َٰ?َ?ِ??

Artikel Terkait

0 komentar

Posting Komentar

Cancel Reply
Share It